11/02/2014

Harapan di Sudut Kota


Sayu matanya menatap malam
Gelora semangatnya telah lama padam
Kini duduk terdiam memanggul derita
Menengadah bisu di sudut kota
Bersimbah pilu di usia senja
Jauh harapan bersahaja – akal t’lah dijerang amarah
Habis tak tersisa dari tangan-tangan kekarnya yang kini menyerah
Lelah pada keadaan
Lelah pada harapan


Gurat wajahnya mengukirkan segala emosi yang pernah singgah
Potret ketidakberdayaan akan jiwa yang takkan lagi tergugah
Mata tuanya menghamparkan isi jiwa – segala penat dan keputusasaan
Tubuh rentanya beradu dalam ketidakpastian
Andai mati semudah melepas keimanan…

Empat-lima botol bekas hanyalah kekayaannya
Penghargaan tertinggi atas perjuangan hidup-matinya
Memakan nasi dari got-got para kapitalis di sana yang berdiri menertawakannya
HINA DIRINYA!!
LAKNAT JAHANAM!!

Malam ini, hanya tongkat kayu sebagai sandaran
Hela napas kekecewaan menundukannya di peraduan
Terkhianati hari yang kembali padam
Diperdaya harapan yang kini ditelan malam
Darah tak lagi mengalirkan semangat
Rebah tubuh tak sanggup berbuat
Malam di sudut kota kini bersaksi
Saksi lepasnya derita – bukti cinta dalam kekecewaan sang Pencipta
Terpejam – kini pria tua itu selamanya…




-  A.K.N.  -

No comments:

Post a Comment